Medan | 88News.id: Ratusan emak-emak dan pemuda warga Kampung Kompak Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang tepatnya di Jalan H.Anif, diserang sejumlah preman dengan senjata tajam dan diteror. Akibat peristiwa tersebut suasana Kampung Kompak mencekam, sejumlah orang tua dan pemuda ada terkena bacokan.
Tak hanya menganiaya warga, rumah-rumah warga juga habis dilempari para preman yang bersikap brutal tersebut serta rumah warga juga dirobohkan pihak Sat Pol PP Deli Serdang.
Padahal Kasat Pol PP Deli Serdang Marzuki telah dilaporkan ke Polda Sumut. Hingg kini kasus itu masih jalan di tempat belum ada pemeriksaan dilakukan oleh penyidik Polda Sumut. "Oknum - oknum Sat Pol PP Deli Serdang seperti juru sita pengadilan dan belum ada putusan dari pengadilan untuk merobohkan rumah warga, " jelas salah satu warga Sampali D Yanto kepada wartawan, Kamis (11/7/2024).
Atas penyerangan para preman itu, puluhan warga Kampung Kompak mengalami luka-luka serius pada bagian kepala, kaki dan pipi dan nyaris tewas. "Kalau ada warga yang tewas baru polisi melakukan penyelidikan saat ini polisi melakukan penjagaan hanya tengok - tengok saja dan tidak menangkap preman suruhan cukong - cukong atau mafia tanah yang jelas di depan mata menenteng klewang dan senjata tajam lainnya, " ujarnya.
Warga Kampung Kompak saat diwawancarai wartawan di lokasi mengatakan, bahwa aksi para preman tersebut didukung oleh Aparat Penegak Hukum (APH) khususnya dari pihak kepolisian setempat, bahkan saat para preman melakukan aksi brutalnya terhadap warga dikawal serta didukung penuh.
"Saat para preman menyerang kami (warga) dengan melempari rumah menggunakan batu serta menyerang dengan sajam berupa parang dan klewang polisi hanya menonton, malah mendukung para preman. Diduga pihak kepolisan lebih membela preman dan mafia tanah dari pada warga yang tidak mampu berbuat apa-apa," ungkap Ucok kepada wartawan.
"Puluhan warga Kampung Kompak mengalami luka-luka serius atas penyerangan seribuan preman yang diduga suruhan mafia tanah," tambahnya.
Warga Kampung Kompak yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya pasrah menyaksikan rumahnya dirobohkan oleh pihak Sat Pol PP Deli Serdang dan menangis sedih meneteskan air mata. Yang mana diketahui aparat penegak hukum (APH) lebih mendukung para preman dan mafia tanah.
"Kami ini orang susah pak, kami hanya berharap kuasa daripada yang maha kuasa," ucap warga yang sudah berusia 70 tahun sembari meneteskan air mata.
Pantauan wartawan saat di lokasi, seribuan preman mengelilingi Kampung Kompak dengan membawa klewang dan balok serta memegang batu-batu yang akan dilempari ke rumah warga.
Baru di Indonesia, preman suruhan mafia tanah dan kebanyakan pemakai narkoba jenis sabu bawa senjata tajam tidak ditangkap. "Hukum tidak berlaku lagi di Kota Medan. Hanya tajam di bawah dan tumpul di atas, " tandasnya.
88News