Nama Baik Dalam Al Qur'an -->

Sponsor

Nama Baik Dalam Al Qur'an

Redaksi88News
Sabtu

Oleh: H.M.Asroi Saputra, MA



88News.id: Pandangan positif tentang seseorang atau sesuatu lazim disebut dengan istilah “nama baik”. Nama Baik merupakan Istilah yang dapat merujuk pada reputasi baik seseorang dalam masyarakat, karakter yang dihormati, atau sifat-sifat yang dianggap positif dan menginspirasi. Maka,  secara umum, memiliki "nama baik" berarti dihormati, dipercaya, dan dianggap baik oleh orang lain dalam berbagai konteks kehidupan.


Nama baik ini tidak hanya mencakup bagaimana seseorang dilihat oleh orang lain, tetapi juga mencerminkan karakter, nilai-nilai, dan tindakan yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga seseorang yang memiliki nama baik bisa bervariasi tergantung pada konteksnya. Sebut saja ia seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang dihormati dan dipercaya oleh rakyatnya karena integritasnya dalam mengambil keputusan yang adil dan bertanggung jawab. Maka ia akan menjadi pemimpin yang memiliki nama baik. Jika ia seorang guru, maka nama baik seorang guru yang disematkan jika ia menjadi seorang guru yang peduli terhadap perkembangan murid-muridnya, berdedikasi dalam mengajar, dan memberikan inspirasi serta motivasi. Jika ia seorang profesional, maka ia akan menjadi seorang profesional yang ahli dalam bidangnya, konsisten dalam memberikan hasil kerja yang berkualitas, dan memiliki reputasi yang baik di kalangan rekan kerja dan klien. Bahkan menjadi seorang temanpun, kita harus menjadi teman yang memiliki nama baik yaitu seorang teman yang dapat diandalkan, mendengarkan dengan baik, dan memberikan dukungan moral serta emosional kepada teman-temannya. Atau kita menjadi seorang relawan sekalipun, harus menjadi seorang relawan yang berdedikasi dalam membantu masyarakat atau organisasi non-profit, tanpa mengharapkan imbalan, hanya karena memiliki keinginan untuk membantu sesama.


Lalu, bagaimana yang dimaksud dengan “nama baik” dalam Al-Qur’an, Dalam Al-Quran, konsep "nama baik" atau "husnul khuluq" (الخلق حسن) sering kali merujuk pada karakter yang baik, perilaku yang terpuji, dan sikap yang mulia. Beberapa ayat Al-Quran yang menggarisbawahi pentingnya memiliki nama baik dan perilaku yang baik antara lain:

Quran Surah Al-Qalam (68:4): "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." 


Ayat ini menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw memiliki akhlak yang mulia, yang menjadi contoh bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan mereka.


Quran Surah Al-Ma'un (107:1-3): "Telah nampak orang-orang yang mendustakan agama (Islam) itu, Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang menyombongkan diri, dan enggan (memberikan) barang-barang yang mudah dan wajib."


Ayat ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan agar umatnya berperilaku baik, termasuk memberi makan orang miskin dan merawat anak yatim.


Quran Surah Al-Mu'minun (23:1-11): "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan) yang sia-sia, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Akan tetapi barangsiapa mencari di luar itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas..."


Ayat ini menekankan pentingnya menjauhi perbuatan sia-sia dan memelihara kemuliaan serta menjalani hidup dengan prinsip-prinsip Islam yang benar.


Berdasarkan beberapa ayat di atas, dalam konteks Al-Quran, nama baik tidak hanya mencakup perilaku luar biasa, tetapi juga integritas, kemurahan hati, kejujuran, kesabaran, dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Setiap muslim diajarkan untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW dan menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam untuk mencapai nama baik di dunia dan akhirat.


Bagaimana jika nama baik kita diusik atau diganggu, Jika nama baik kita dicemarkan, adalah penting untuk menjaga sikap yang bijak dan tidak tergesa-gesa dalam merespons. Sikap yang tetap tenang sangat perlu, jangan terpancing emosi atau marah secara langsung. Menjaga ketenangan akan membantu dalam mengambil keputusan yang lebih baik. Melakukan Evaluasi dengan Bijak,  pertimbangkan dengan hati-hati apa yang telah terjadi dan apa yang menyebabkan nama baik Anda dicemarkan. Jangan berasumsi atau menuduh tanpa bukti yang kuat. Yang tidak kalah penting “Jangan Balas Dendam” karena mengambil tindakan balas dendam atau membalas dengan cara yang tidak proporsional bisa memperburuk situasi. Lebih baik mengambil langkah-langkah hukum atau prosedural yang tepat. Dalam berkomunikasi adalah penting untuk melakukan komunikasi terbuka yaitu membicarakan masalah ini dengan orang-orang yang Anda percayai, seperti teman dekat, keluarga, atau profesional yang bisa memberikan saran dan dukungan. Jika pencemaran nama baik telah mencapai tingkat yang serius dan merugikan, pertimbangkan untuk mengambil langkah hukum dengan bantuan pengacara pun dibutuhkan, Yang pada prinsipnya berguna untuk memulihkan nama baik, bukan tujuan lain. 


Perlu diingat, bahwa dalam menghadapi pencemaran nama baik bisa sangat menantang secara emosional, tetapi dengan menjaga sikap yang tenang dan bijak, Kita akan dapat mengelola situasi ini dengan lebih baik dan meminimalkan dampaknya terhadap kehidupan kita secara keseluruhan. Pada akhirnya, kembali kepada pengamalan qur’an dan sunnah yang menjadi petunjuk otentik untuk menjadi manusia dengan nama baik.


Baca Juga

Berita Terbaru