-->

Notification

×

Iklan

Indeks Berita

Terserang Saraf Terjepit, Mala Sadar Pentingnya Terdaftar JKN

Senin, 03 Juni 2024 | Juni 03, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-10-10T00:42:10Z
Terserang Saraf Terjepit, Mala Sadar Pentingnya Terdaftar JKN

Foto: Mismala Dewi.



Kabanjahe | 88News.id: Saraf terjepit merupakan salah satu gangguan saraf yang sering kita dengar. Kalau bahasa sehari-harinya masyarakat menyebutnya kecetit. Seiring bertambahnya usia tentu risiko terkena penyakit ini akan semakin rentan terjadi karena kelenturan bantalan tulang belakang akan berkurang. Hal tersebut yang turut dirasakan oleh Mismala Dewi, peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) asal Desa Gundaling Satu, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo.


Wanita yang akrab disapa Mala tersebut kepada Awak media, Minggu (2/6/2024) di Berastagi, menceritakan pengalamannya saat terkena saraf terjepit sampai ia tidak bisa menggerakkan kakinya kurang lebih tiga bulan lamanya. Atas penyakitnya tersebut.


Mala sampai berhenti berkerja karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk melakukan pekerjaan berat.


Awalnya, Mala bekerja sebagai buruh harian lepas disebuah pabrik tembakau. Namun saat ini sudah tidak bekerja karena fokus pada penyembuhan penyakitnya.


“Waktu itu saya merasakan nyeri hebat dibagian pinggang hingga kaki. Jangankan untuk berjalan kaki, untuk menggerakkannya saja saya tidak sanggup. Harus dibantu orang lain kalau mau bergerak kemana-mana,” ujar Mala.


Menurut Mala lagi, ia dan keluarga memutuskan untuk berobat tradisional karena kondisi ekonomi keluarga yang sedang sulit. Mala memang sudah terdaftar menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas tiga sejak tahun 2015.


Namun karena tidak ada uang untuk membayar iuran setiap bulan Mala akhirnya menunggak sehingga tidak mampu untuk membayar tunggakannya.


Setelah menekuni pengobatan tradisional Mala tidak kunjung sembuh. Akhirnya dengan bantuan keluarganya, Mala dibawa ke dokter spesialis saraf agar diketahui sebenarnya penyakit apa yang ia derita.


“Waktu itu dibantu keluarga untuk biaya pengobatannya. Setelah konsultasi dengan dokter tersebut saya dikatakan terkena saraf terjepit. Kemudian saya diberikan obat serta disarankan terapi rutin seminggu dua kali. Biayanya tidak sedikit. Sekarang bisa berobat karena dibantu keluarga.


Kalau tidak saya kan tidak punya biaya. Kebetulan waktu itu dokter menyarankan agar saya mengaktifkan lagi status kepesertaan JKN saya agar tidak perlu memikirkan biaya saat berobat,” jelas Mala.


Lebih lanjut Mala menjelaskan beberapa waktu kemudian ada program donasi iuran dari BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kabanjahe untuk membayarkan iuran bagi peserta yang menunggak.


“Alhamdulillah waktu itu saya menjadi salah satu peserta yang mendapatkan donasi iuran tersebut. Anak saya yang langsung datang kekantor untuk menerima bantuan tersebut. Tunggakannya langsung dibayarkan dari BPJS Kesehatan Kabanjahe sehingga kartu saya sudah aktif.


Kalau kata mereka donasi iuran itu berasal dari seluruh pegawai yang menyisihkan rejekinya pada hari Jumat dan hasilnya dikumpulkan untuk membayarkan iuran bagi warga yang membutuhkan,” tutur Mala.


Setelah mendapatkan donasi iuran itu Mala merasa sangat terbantu sehingga Mala sampai dengan saat ini terus berusaha untuk membayar iuran tepat waktu sebelum tanggal sepuluh setiap bulannya. Hal ini dilakukan Mala agar status kepesertaannya tetap aktif dan bisa berobat rutin jika terserang penyakit lagi.


“Saya sangat berterima kasih kepada BPJS Kesehatan yang telah banyak membantu saya. Semoga masyarakat yang membaca cerita saya ini bisa tergugah dan tersadar akan pentingnya manfaat perlindungan kesehatan dalam program JKN ini,” lanjut Mala.


Pada kesempatan yang sama, anak Mala, Muhammad Rizki Pratama juga merasa bangga telah menjadi peserta JKN. Menurutnya Program JKN merupakan program yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.


“Saya melihat semakin lama BPJS Kesehatan semakin memiliki banyak inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi peserta JKN. Yang paling canggih itu Aplikasi Mobile JKN. Bisa ambil antrean secara online tidak perlu takut antre lama di fasilitas kesehatan. Terima kasih sudah membantu keluarga kami sehingga ibu saya sekarang sudah sembuh dan bisa beraktifitas kembali seperti biasanya,” ungkap Rizki.



Penulis: Calvin/88News



×
Berita Terbaru Update