Kabanjahe | 88News.id: Mengurai kemacetan lalu lintas kota Kabanjahe, yang dirasa sudah sangat memprihatinkan, dimana dalam kota yang dianggap kecil tapi, hampir di semua jalan kota Kabanjahe mengalami kemacetan, termasuk hal ini dipengaruhi oleh di jalan inti kota, Jalan Pala Bangun, mulai Tugu bambu runcing menuju arah centrum, keluar ke Jalan Rakutta Brahmana, Tiga binanga atau ke arah Tiga panah, maupun ke arah Medan, menjadi lintasan segala kendaraan bermotor jenis kecil maupun truk besar atau tonase berat yang datang dari arah Desa Ndokum siroga, Simpang empat, lewat simpang desa Nang belawan maupun simpang desa Kaban, membuat warga yang melintaspun was-was bila ranmor truk lewat dengan sarat muatan membawa material galian batu, pasir, Kerikil, beton cor, aspal hotmix dan tanah timbun, takut muatan berceceran atau tumpah.
Hasil pengamatan Awak Media ini, sampai Kamis (18/1/2024), hal ini sudah tejadi selama 10 tahun, namun belum ada tanda-tanda upaya dari pihak pemerintah daerah mengatasinya maupun mengambil solusi terbaik secara permanen.
Sehingga hal ini membuat kesemrawutan perlalulintasan di kota Kabanjahe, yang mana saat ini, dan sudah lama berlangsung, ranmor truk/bus roda 6 atau diatas tonase 8 ton bebas masuk kota tanpa ada rasa takut para supir aras tindakan petugas terkait.
Rambu lalin yang sangat minim maupun tidak mengatur tegas agar segala ranmor besar jenis truk atau bus roda enam atau diatas tonase 8 ton, dilarang lintas di jalan kota Kabanjahe.
Hal senada juga disampaikan warga Kabanjahe dan sebagai Pengamat kehidupan sosial masyarakat, Mikael Sinurat dan Bp Calvin.
Kepada Awak media ini, Jumat (19/1/2024), di tempat terpisah, mengatakan sangat sedih melihat situasi dan kondisi kota Kabanjahe saat ini, yang sangat semrawut, hampir kompleks masalahnya, dari mulai kemacetan lalin di jalan-jalan kota Kabanjahe mulai dari depan kantor bupati karo arah Berastagi, menuju Jalan Veteran Tugu bambu runcing, masuk ke Jalan Pala Bangun Tugu Catur, dan Jalan Abdul Kadir ke Tugu Tiga serangkai.
Masuk ke Jalan Bangsi Sembiring lewat Mumah Purba, kembali ke Tugu bambu runcing, lintasan yang menjadi kemacetan lalin setiap saat setiap hari.
badan Jalan lingkar dari Desa Rumah Kabanjahe menuju desa Kaban mengalami longsor.
Belum lagi, faktor,cpedagang kaki lima dan pedagang becak sorong maupun kereta yang sembarangan menggelar dagangan, termasuk para supir yang tidak sembrono memarkirkan ranmor sesuka hati, dimanapun dan posisi yang tidak benar, tidak peduli dengan kelancaran lalin atau tidak mengganggu ranmor lain melintasinya.
Sehingga hal ini terjadi, ada kesan pembiaran dari aparat pemerintah, atau diduga keras ada oknum-oknum aparat memanfaatkan hal ini atau pembiaran sikon lalin ini untuk mencari keuntungan memperkaya diri dalam posisi kuasa jabatan atau kreatifitas aparat untuk mengambil solusi atas hal ini, ujar Mikael dan Bp Calvin.
Pada kesempatan ini, warga masyarakat ini, memohon kepada Bupati Karo atau juga para wakil rakyat di lembaga DPRD Karo, untuk memberikan perhatian serius akan hal ini, agar tidak berlarut-larut, yang membuat muncul hal klimaks warga, terjadi rasa apatis terhadap kinerja aparat pemerintah bidang eksekutif legislatif dan yudikatif di daerah ini, atau tidak adakah aparat pemerintah yang tinggal di kota kabanjahe, sehingga tidak melihat semua hal ini terjadi di kota Kabanjahe?, ujar mereka lagi.
Untuk tahap pertama, secara jangka pendek, Bupati Karo bisa menggerakkan stakeholder nya untuk turun tangan bersama menertibkan keadaan kota Kabanjahe ini, dari ranmor tonase berat, perparkiran, pedagang kaki lima, becak sorong dan kereta berjualan tertib.
Begitu juga agar jalan lingkar luar dimaksimalkan pemanfaatannya, yakni Jalan Lau dah menuju simpang Jalan Irian atau kuburan lama, tembus ke simpang Jalan Desa Singa/Pasar Simpang Singa, menuju Siosar atau lewat desa Kacaribu menuju Tiga binanga.
Jalan Simpang Desa Nang belawan, ditingkatkan kelas jalannya memotong jalan menuju jalan desa Kacaribu tanpa melewati kota Kabanjahe, termasuk pemanfaatan jalan tembus desa Rumah Kabanjahe menuju desa Guru singa tembus simpang Korpri Berastagi atau ke arah Jalan Udara Berastagi lewati desa Kaban, dan selanjutnya, jangka panjang, mengurai kemacetan lalin luar kota, yakni pembuatan jalan baru atau alternatif misalnya arah jalan Samura ke daerah Sumbul atau Ajijahe menuju Berastagi untuk mengurai lalin yang datang dari arah tiga panah atau sebaliknya, kan tidak sulit, hanya tinggal kajian matang, ada dana, ada ahli aparat yang berpendidikan tinggi dan alat berat mendukung, ujar kedua warga seraya malu juga menyampaikan hal ini, karena bukan gawe mereka, tapi demi kenyamanan kota, enggak apa-apalah, mungkin tidak menjadi perhatian dalam pembahasan di rapat-rapat kantor bupati maupun lembaga dewan daerah ini.
Dikonfirmasikan kepada Kadis Perhubungan Karo, Prolin A Perangin-angin via selularnya, Kamis (18/1/2024), mengatakan "terima kasih atas info ini, akan menjadi atensi pihaknya, khususnya memaksimalkan jalan lingkar luar kota Kabanjahe untuk mengurai kemacetan lalin kota"
Cuman saja, tutur Prolin, "bahwa jalan lingkar yang ada masih banyak pembenahan sarana lainnya, misalnya ke arah jalan kacaribu masih perlu dibenahi, agar tidak terjadi hal yang tidak kita ingini, seperti kecelakaan lalu lintas atau ranmor masuk jurang".
Juga jalan desa Nang belawan maupun jalan desa Kaban, belum memenuhi jalan kelas tonase diatas 8 ton, tutup Prolin.
Penulis : Pangab
Editor : Mah