-->

Notification

×

Iklan

Indeks Berita

Sungguh Tragis.! Wanita Mualaf Turunan Tionghoa Ditipu Mantan Suami, Seluruh Harta Dikuasai

Kamis, 15 Juni 2023 | Juni 15, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-15T12:02:03Z
Wanita mualaf kelahiran tahun 1968 keturunan Tionghoa dengan nama, Tan Kheng Hong alias Asiang atau Siti Aisyah


88News.id | Medan : Seorang wanita paruh baya bernama, Siti Aisyah menangis tersedu-seduh usai menceritakan kisah hidupnya yang jatuh miskin usai bercerai dengan suami keduanya berinisial, AHH.


Wanita mualaf kelahiran tahun 1968 keturunan Tionghoa dengan nama, Tan Kheng Hong alias Asiang atau Siti Aisyah ini pun membeberkan keluhan dan harapannya ke wartawan di Jalan Medan Area Selatan, Medan, Kamis (15/6/2023) siang.


Kepada wartawan, ia cerita kalau sekitar 15 tahun lalu ia menikah lagi dengan seorang supir Taksi usai suami pertamanya meninggal dunia.


Kala itu ia mengaku hidup mewah. Apalagi selepas kepergian suami pertamanya yang meninggalkan lumayan banyak harta. Ia kenal AHH saat naik Taksi. Awal kenalan dan biasa order taksi ketemu AHH, mantan suami keduanya itu mengaku Duda. Lambat laun perkenalan yang semakin dekat membuatnya jadi kepincut bujuk rayu. Apalagi ia tak mau hidup lama menjanda.


Ia bersedia menikah dan menjadi mualaf. "Saya diajak ke rumah keluarganya bukan ke rumah orang tuanya. Karena saya yakin, akhirnya kami menikah di kawasan Pantai Labu. Itupun semua aku yang membiayai dari acara nikah sampai selesai. Dia hanya seorang supir nggak punya uang," kata Aisyah.


Berselang sebulan menikah, kata Aisyah, suami keduanya itu minta dibuatkan bengkel mobil dan doorsmer. Aisyah lantas mengamini. Tahap awal Aisyah menyewa lahan selama 5 tahun di kawasan Jalan Jermal, Medan Denai. Kemudian membeli mesin yang diperlukan serta alat-alat bengkel lainnya untuk doorsmer.


Launching pertama dengan perayaan makan besar mengundang orang ternyata jadi promo efektif agar bengkel mereka ramai. "Sekitar beberapa bulan kemudian bengkel itu saya beli sekitar 200 juta rupiah dengan ukuran 3000 meter. Itu semua pakai uang saya dan suratnya juga atas nama saya. Ditambah biaya alat-alat bengkel serta timbunan, semen dan kerikil untuk renovasi ada sekitar 100 juta rupiah lagi. Jadi uang saya semua sekitar 300 juta untuk itu semua," tegas Aisyah dengan yakin.


Namun petaka dimulai setelah pernikahan mereka berlangsung hampir setahun. Aisyah mengaku kalau AHH doyan ringan tangan. Ia selalu dipukuli. Mantan suaminya itu juga pecemburu kalau ada tamu ke bengkel, apalagi sesama supir taksi dan supir Angkot teman AHH yang dikenalinya juga datang.


"Saya sering dipukuli sampai berdarah-darah. Bahkan depan ibu saya semasa hidup, karena sejak menikah kami tinggal di rumah ibu saya di Jalan Bunga Blok C No. 14, Perumahan Taman Hako Indah, Binjai, Km 7,5," ungkapnya sedih.


Penganiayaan yang berulang kali membuat Aisyah jenuh. Ia sudah tak tahan meski AHH bolak-balik minta maaf namun terus melakukan kekerasan. Ia pun bertekad untuk menggugat cerai. Namun ia mengaku kalau surat mobil Angkot dan Bengkel atas namanya yang disimpan di lemari kamarnya telah diambil oleh AHH usai diusir.


Aisyah takut mendatangi Bengkel itu, karena ada AHH. Ia trauma berat karena sering dianiaya. Upaya lain dengan cara mendatangi keluarga AHH pun sudah dilakukan, namun hasilnya nihil. Beberapa tahun belakangan ini ia coba beberapa kali memberanikan diri mendatangi suaminya di bengkel miliknya, namun lagi-lagi bengkel dan Angkot itu tak diberikan.


"AHH tinggal di Jalan Panglima Denai, Gang Ahli Waris. Dia tinggal bersama istri pertama dan anak-anaknya. Dulu saya taunya dia sudah beristri karena istrinya datang ke bengkel kami. Disitu istrinya membawa pisau mengancam dan menuduh saya mengambil suaminya. Saya bilang ke istri pertamanya kalau lakiknya itu (AHH) mengaku ke saya kalau istri pertamanya sudah mati," kenang Aisyah.


Akibatnya, kini Aisyah mengaku ekonominya sangat terpuruk. Untuk makan sehari-hari saja terkadang dari belas kasihan orang. "Saya taunya menemui wartawan karena kemarin saya dapat sembako dari wartawan. Jadi saya kembali ada yang mengarahkan untuk menceritakan keluhan saya ini untuk membantu saya," akunya.


Dirinya pun berharap kiranya ada orang yang menolong dan pihak berwajib mau membantunya agar haknya yang diambil dapat kembali. Dirinya pun terkendala untuk melapor dan lainnya karena masalah ekonomi yang terpuruk.


"Sampai saat ini saya harus menyewa rumah. Saya mohon ada yang bisa membantu saya agar harta saya yang diambil dan dikuasai mantan suami saya bisa dikembalikan ke saya. Itu pakai uang saya sendiri, bukan uang bersama dan atas nama saya suratnya," cetus Aisyah yang mengaku untuk memenuhi kehidupannya harus keliling berjualan obat cina untuk orang sakit. 


MR/88News

×
Berita Terbaru Update