88News.id | Padang Sidempuan : Wali Kota dan Ketua Tim Pengerak PKK Pemko Padang Sidimpuan, Irsan Efendi Nasution dan Derliana Siregar, menikahkan putri mereka Desy Wartati Nasution dengan Aditya Syahputera Harahap pada Jum'at (2/6/2023) pagi kemarin.
Selanjutnya digelar horja godang boru markabuatan atau pesta adat menikahkan anak perempuan, mulai Jum'at (2/6/2023) siang sampai Sabtu (3/6/2023). Kemudian resepsi nasional diadakan Minggu (4/6/2023).
Banyak hal menarik yang muncul dan tersirat di horja godang boru markabuatan itu. Antara lain pelestarian adat budaya, kebersamaan dan manfaat dari nasehat "sedia payung sebelum hujan".
"Alhamdulillah, hampir dua per tiga dari kebutuhan dapur pelaksanaan horja godang ini tertutupi dari hasil kebun dan usaha ternak kita," kata Wali Kota Padang Sidempuan Irsan Efendi Nasution.
Kebutuhan bawang merah, cabai, tomat, kacang dan sayur-sayuran berasal dari hasil kebun pribadi yang ada di beberapa tempat. Demikian juga ikan, ayam dan kerbau, berasal dari kolam dan usaha ternak sendiri.
"Sudah kita rencanakan sejak awal, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pelaksanaan horja ini. Ternyata inilah maksud dari nasehat 'sedia payung sebelum hujan' itu. Alhamdulillah," ujar Irsan sembari menyebut ada juga saudara-saudaranya dari Madina, Tapsel dan Palas yang membawa kelapa dan sayur mayur.
Bukan hanya itu, untuk kebutuhan minuman kopi yang dihidangkan ke para tamu di acara horja godang dan resepsi, semua berasal dari kebun mereka di Sipirok. Dipanen, dikeringkan, diolah dan disimpan sejak beberapa bulan yang lalu.
Adat Budaya
Horja godang boru markabuatan di pernikahan putri Wali Kota Padang Sidempuan ini juga mencerminkan sebuah upaya pelestarian adat budaya daerah, khususnya Batak Angkola.
Acara adat di Jalan Cut Nyak Dien atau di kediaman pribadi Wali Kota Padang Sidempuan itu mengajarkan sekaligus mengingatkan betapa cerdas, berwibawa dan telatennya para leluhur masyarakat Batak Angkola.
Para leluhur menciptakan satu rangkaian upacara adat untuk diwariskan ke generasi berikutnya. Adat budaya itulah yang secara turun temurun hingga sampai hari ini dilestarikan masyarakat Batak Angkola.
"Meski tidak se-original yang diciptakan para leluhur kita atau di pasuman-suman, namun rangkaiannya masih tetap kita lestarikan. Tidak tersurat tetapi tersirat atau dikenal dengan surat tumbaga holing," kata Ketua FORKALA Padang Sidempuan, Sutan Kinaya Sakti.
Diharapnya, adat budaya ini dapat terus dilestarikan. Antara lain, bagi yang mampu, dengan cara menggelar horja godang di setiap acara siriaon (kegembiraan). Untuk siluluton (kemalangan) juga ada upacara adatnya.
Kebersamaan
Hal paling menarik di horja godang boru markabuatan Wali Kota Padang Sidempuan ini ialah, tercerminnya kebersamaan dan rasa tanggungjawab di antara banyak pihak untuk sama-sama menyukseskannya.
Bukan hanya bagi suhut bersama kahanggi, mora dan anakboru (dalihan na tolu). Tetapi rasa memiliki dan bertanggungjawab itu juga muncul dari masyarakat sekitar yang masih dalam lingkup satu kampung atau parsahutaon.
Masyarakat Kelurahan Wek IV dan Kelurahan Kantin, Kecamatan Padang Sidempuan Utara, beramai-ramai hadir di lokasi. Membantu menuntaskan pekerjaan mulai dari persiapan, pelaksanaan dan penutupan acara.
Paling banyak dari masyarakat itu hadir membantu persiapan di dapur. Sehingga kebutuhan konsumsi tamu yang diperkirakan 6.000 orang di acara adat dan 7.000 orang di acara resepsi, terpenuhi tanpa ada kendala.
"Kita datang beramai-ramai, bukan karena memandang jabatan ataupun status tuan rumah horja ini. Tetapi karena pak Irsan dan istri rajin menghadiri siriaon dan siluluton warga," kata Zulkifli warga Kampung Jawa, dan Amri warga Kantin.
Melihat perlengkapan kebutuhan memasak di dapur atau pardandangan, banyak bertuliskan STM (Serikat Tolong Menolong) Kantin, Wek IV, bahkan Aek Najaji dan nama perseorangan. Itu menandakan perlengkapan yang dipakai itu adalah peralatan yang dipinjam.
Kebersamaan dan rasa tanggungjawab menyukseskan acara adat dan resepsi pernikahan ini, juga muncul dari para pegawai di Pemko Padang Sidempuan.
Mereka datang dan membaur bersama warga yang sudah sejak awal hadir mengerjakan pekerjaan dapur atau pardandangan. Sebagian lagi terlihat semangat ikut mengerjakan persiapan galanggang tortor beserta perangkat pendukungnya.
Kebersamaan itu juga terlihat dari para tetangga yang membuka lebar pintu pekarangan rumahnya untuk dijadikan tempat teratak dan kursi tamu. Seperti rumah pribadi Bupati Paluta Andar Amin Harahap dan Ketua DPRD Tapsel Abdul Basith Dalimunthe.
"Inilah cerminan dari rasa saanak saboru iru. Putra dan putri pak Irsan itu adalah anak kami juga. Horja ini horja kami juga. Begitulah kita yang bertetangga dan bermasyarakat ini," kata Andar dan Basith.
RYR/88News